Apa itu web 5? – Era web 3 belum juga berakhir. Bahkan aplikasi dan web yang berkuasa di Web 2 masih berjuang agar bisa naik kelas menjadi Web 3. Mengikuti perkembangan zaman. Meta aja masih merugi sekitar $2,8 miliar di Q2 untuk divisi metaversnya.
Di artikel kali ini kita akan bahas tentang Apa itu Web 5, Bitcoin, dan smartcontract di atas blockchain Bitcoin. Jadi penting banget buat kita untuk membaca sampai akhir agar paham betul tentang masa depan Bitcoin.
Daftar Isi
Apa Itu Web 5.0?
Web Lima (5.0) dicetus oleh Jack Dorsey. Jack Dorsey adalah founder dari Twitter yang ingin menggunakan Network Bitcoin untuk fitur smartcontract seperti Ethereum.
Dorsey mengklaim bahwa web 3.0 jauh dari kata desentral. Web 3.0 dikuasai oleh VC dan LP (Liquidity Provider). Apa itu Web 3? menurut dorsey, Web 3.0 adalah centralized entity dengan label lain.
kurang lebih Web 5 adalah decentralized internet di mana user mengontrol datanya sendiri yang berjalan di atas Network Bitcoin. Beda dengan konsep Web 3.0 yang menerbitkan banyak token.
Konsep Web 5 tetap permission-less tanpa validator pihak ketiga tapi tanpa token. Hanya ada Bitcoin. Bitcoin akan jadi digital currency satu-satunya di aplikasi Web 5 dan ini akan jadi katalis utama untuk Bitcoin agar tetap bertahan menghadapi gempuran Altcoin. Web 5 di-branding sebagai extra decentralized internet dengan Network Bitcoin.
Tapi yang jadi pertanyaan, bukannya Bitcoin nggak support Smart contract? Semua kita akan jawab di artikel ini.
Pengertian Web 1.0, 2.0, 3.0, 4.0, 5.0
Mungkin masih ada yang bingung nih tentang web 1.0 sampai web 5.0. Kita akan bahas dengan singkat dengan bahasa yang mudah ya.
Web 1.0
Web 1.0 hanya memungkinkan kita untuk menggunakan internet dengan fungsi read. Di era ini halaman web dibuat hanya untuk dibaca dengan html dan CSS. Era ini booming dari 1991 hingga 2004.
Web 2.0
Tidak hanya dilihat, halaman web 2.0 mempunyai fungsi read and write. Di Web 2.0 kita bisa membaca, menulis, memposting foto, membuat video, dan lain-lain. Era ini social media jadi rajanya. Dan di Web 2 dan Web 3, data disimpan oleh komputer tersentral dalam sebuah server. Era ini booming mulai dari 2004 hingga sekarang.
Web 3.0
Kemudian Web 3. Halaman web mempunyai fungsi read, write, and execute. Semua aset yang ada di halaman web :
- Bisa dimiliki.
- Diperjualbelikan.
- Ditarik ke wallet digital.
- Bahkan bisa dijaminkan di bank web 3.0 atau DeFi untuk mendapatkan yield.
Era web 3.0 dimulai di tahun 2021. Dimana pencatatan data disimpan di blockchain.
Web 4.0
Saya kurang paham juga kenapa web 4.0 dilewati.
Web 5.0
Sama dengan Web 3.0. Halaman web punya fungsi read, write, and execute. Tapi bedanya di Network Bitcoin. Dan saat ini sedang dikembangkan lebih lanjut oleh TBD. Sebuah unit perusahaan milik Jack Dorsey. Yaitu block yang dulunya bernama Square. Di websitenya, TBD juga diberikan ilustrasi Web 2.0 + Web 3.0 = Web 5.0. Jadi mungkin quotation ini yang membuat Web 4.0 dilewati. Web 5.0 menggunakan Lightning Network dan Layer 2 dari Network Bitcoin.
Apa itu Lightning Network?
Apa itu Lightning Network? Lightning Network adalah Layer 2 solution dari networknya Bitcoin. Lightning Network yang mendukung smartcontract. Artinya developer juga bisa membuat decentralized application di atas networknya Bitcoin. Seperti di Ethereum atau blockchain lain yang support smartcontract. Bedanya tanpa token crypto.
Dengan Lighting Network kita bisa transaksi lebih cepat dengan gas fee yang lebih murah. Semuanya karena lightning networknya Bitcoin. Lightning Network juga support Cross Chain swap. Selama chain tersebut support cryptographic hash yang sama. Saat ini Lightning Network sudah dipakai untuk transaksi Bitcoin di El Salvador. Negara pertama yang melegalkan Bitcoin sebagai legal tender.
Tidak hanya untuk pembayaran, tapi lightning networknya Bitcoin juga bisa support aneka usecase. Seperti game Play to Earn misalnya. Bedanya tetap tidak ada token yang diterbitkan. Karena semua menggunakan Bitcoin. Justru Ini bagusnya lightning networknya Bitcoin. Dengan tidak adanya token yang diterbitkan, akan mengurangi potensi terjadinya ponzinomix.
Daftar aplikasi yang menggunakan Lightning Network, bisa teman-teman lihat di labs.co. Misalnya di Bit Refill, coin cards kita bisa beli gift card. Di microBet untuk gambling. Sedangkan bitcart bisa beli dengan Bitcoin di Amazon dan mendapatkan diskon. Paid app, kita bisa bekerja sebagai freelancer dan mendapatkan payment dengan Bitcoin.
Banyak crypto Exchange yang sudah support Lightning Network. Bahkan Michael Sailor yang juga dikenal sebagai Bitcoin maksimalis mengatakan DeFi generasi berikutnya akan dibangun di atas lighting networknya Bitcoin dan Bitcoin sebagai koinnya.
Layer 2 Selain Lightning Network
Lighting Network tidak hanya satu-satunya layer 2 solution untuk bitcoin. Ada beberapa layer 2 solution Bitcoin selain lightning. Apa aja itu?
Stacks
Melalui Stacks Network, developer juga bisa membangun DApps di atas networknya Bitcoin. Bahkan bisa juga digunakan untuk minting NFT. Konsep Stacks mungkin hampir mirip seperti Polygon. Stacks juga menerbitkan tokennya sendiri, yaitu STX token. Dan ternyata udah banyak DApps yang berjalan di atasnya.
Liquid Network
Ada Liquid Network yang didesain khusus untuk trader.
Omni Layer
Ada Omni Layer yang digunakan untuk membuat dan trade custom token di atas networknya Bitcoin.
ION
Ada ION, solusi layer 2 yang diandalkan oleh web 5.0 untuk mengubah DIN (Decentralized Identities). Ngomong-ngomong tentang bitcoin. Web 5.0 jadi salah satu alasan saya untuk hold kuat Bitcoin. Apalagi terakhir, Black Rock juga udah kerjasama dengan Coinbase untuk memasarkan bitcoin.
Apa Perbedaan Web 3.0 dan Web 5.0?
Perbedaan Pertama
- Web 3.0 menerbitkan token crypto baru yang dipakai di aplikasinya.
- Dan Web 5.0 menggunakan Bitcoin.
Perbedaan Kedua
- Web 3.0 menggunakan network chain ethereum atau ethereum compatible.
- Sedangkan Web 5.0 menggunakan Lighting Network atau layer 2 solution-nya Bitcoin.
Web 3.0 diklaim Jack Dorsey menggunakan chain yang centralized. Misalnya Solana dan BSC (Binance Smartchain) yang sangat centralized. Bitcoin lebih terdesentral dibanding Solana dan BSC. Karena node nya aja ada 50.000 perkiraan.
Artikel Keren Lainnya :
- 7 Langkah Wajib Diketahui Dalam Investasi Crypto
- 1 Game NFT Gratis Bikin Cuan Walken Move To Earn
- Apa Itu Pola Cup and Handle
Tiga Pilar Web 5
Oke, ijinkan saya yang bukan orang IT ini menjelaskan ke temen-temen yang pengen tahu tentang Web 5.0. Tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami.
1. Decentralized ID
Pilar yang pertama ada DID atau Decentralized ID. Seperti User ID kalau di Web 2.0. Ini adalah ID yang digunakan untuk mengakses aplikasi decentralized. Misalnya nih saya mau connect-kan DID saya ke sosial media. Saya tinggal konekan wallet aja, tanpa perlu buat profile baru. Saya tetep in-control atas data pribadi saya dan tidak disimpan di server social media itu. Ini mengurangi resiko adanya pencurian data di suatu platform.
2. Decentralized Web Nodes
Penyimpanan data tidak lagi disimpan dalam satu centralized server. Tapi disebar ke banyak relay nodes. Data dipegang oleh banyak orang. Tapi dipecah-pecah seperti sistem Torrent. Semuanya menggunakan Network dari Bitcoin.
3. Decentralized Web Apps
Aplikasi atau web terdesentral yang menggunakan layer 2 solution dari Bitcoin. Ini adalah halaman webnya dan semuanya dengan solusi smartcontract dengan keamanan dan desentralisasi yang ditawarkan oleh Bitcoin.
Stablecoin Web 5
Stablecoin sudah ada di Web 5.0. Bitcoin baru aja menerbitkan stablecoin-nya yaitu stablesats. Tapi karena ini web 5, tidak ada token yang diterbitkan seperti di Web 3. Implementasi stablesats sekarang menggunakan Bitcoin derivative market. Yaitu perpetual inverse swap yang berjalan di atas Lightning Network. Stablesats menggunakan kontrak derivatif untuk membuat sintetik dollar yang di backup oleh Bitcoin.
P2E GameFi Bitcoin
Gimana dengan Play to Earn-nya? Karena Play to Earn dan Metaverse adalah salah satu sektor yang membawa Web 3 jadi industri yang masif. Gimana Dengan Play to Earn di Bitcoin Network? Ternyata ada juga beberapa game yang populer seperti Light Nite, Turno 84, THNDR Bay, dan Wheel of Crypto yang menggunakan Lighting Network untuk memberikan Bitcoin berupa rewardnya.
Hanya saja, saat ini saya lihat mungkin lebih mirip game Web 2 yang kasih reward Bitcoin aja. Masih belum ada in-game item dan NFT yang diperjual-belikan seperti di game Web 3 pada umumnya. Tapi dengan dikembangkannya Web 5, siapa tahu aja. Karena membuat layer 2 solution di Bitcoin Network itu bisa banget.
Kesimpulan
Jadi gimana kesimpulannya? Web 3 jadi masif karena ada insentif utamanya. Yaitu token crypto yang diterbitkan sehingga dapat memberikan keuntungan tambahan untuk developer ataupun investor tahap awal. Pertanyaannya sekarang, apakah developer Web 3 mau pindah menjadi developer Web 5.
Web 5 menyajikan solusi atas beberapa masalah di Web 3. Tapi dengan tanpa ada token yang diterbitkan, beberapa analis mengatakan ini justru akan mengurangi adopsi aset kripto.
Dengan adanya Web 5, pengguna tidak perlu lagi aneka token crypto dan hanya menggunakan Bitcoin. Di satu sisi juga bisa mempercepat adopsi Bitcoin.
Web 5 bukan sekedar gimmick. Karena ada lebih dari 300 Startup Bitcoin yang sudah melakukan funding total sebesar 6 miliar US Dollar. Dan ada TBD-nya Jack Dorsey yang sedang mengembangkan Web 5 untuk nanti dijadikan public domain.
Web 5 bukan milik TBD. Bukan milik The Block. Bukan milik Jack Dorsey. Tapi milik publik.
Referensi: Web5 vs. Web3