4 Fase Siklus Ekonomi dan Siklus Saham – Rotasi sektor itu normal, bahkan banyak dimanfaatkan oleh investor untuk mendapatkan profit. Sederhana-nya karena adanya siklus ekonomi dan siklus saham yang bisa diprediksi dan konsisten. Konsepnya sangat mirip dengan roda, ada waktunya naik dan juga ada waktunya turun. Ada pergerakan uang dari satu industri ke industri lainnya dan hal ini cenderung terus berulang di setiap siklusnya.
Dalam siklus saham dan ekonomi yang berbeda-beda ini, sektor yang diuntungkan dan dirugikan juga berbeda-beda. Umumnya ada 4 fase siklus ekonomi dan siklus saham yang mempengaruhi pasar saham.
Daftar Isi
Early Recession
Fase siklus ekonomi dan siklus saham yang pertama disebut “early recession” karena fase ini ditandai turunnya tingkat produksi barang/jasa dan tingkat suku bunga yang cenderung tinggi. Contohnya waktu awal covid masuk ke Indonesia. Tercatat pada kuartal kedua 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat turun 5,32% dan merupakan penurunan pertama sejak krisis 1998.
Biasanya sektor yang terimbas turun adalah sektor perbankan, properti dan aneka industri. Karena kondisi ekonomi tuh sulit dan bisa menyebabkan kredit perbankan yang macet. Tingkat inflasi yang tinggi dan banyak orang kehilangan rumah karena gak sanggup bayar cicilannya. Kalau tidak segera diatasi, efek domino dari resesi ini akan menyebar ke berbagai sektor.
Full Recession
Nah selanjutnya fase siklus ekonomi dan siklus saham yang kedua ada Full Recession. Karena PDB dan ekonomi tuh merosot turun. Pariwisata lesu, daya konsumsi masyarakat rendah sampai akhirnya banyak PHK.
Nah untuk menangani kondisi ini, pemerintah ngeluarin insentif dan kebijakan baru seperti menurunkan tingkat suku bunga. Tujuannya biar kita tidak nabung di bank dan punya uang untuk dibelanjakan. Contohnya waktu pandemi muncul di 2020-2021 pemerintah ngasih banyak banget insentif mulai dari BLT (Bantuan Langsung Tunai), BanSos atau Bantuan Sosial, keringanan biaya listrik dan relaksasi pajak.
Sektor Yang Diuntungkan
Yang diuntungkan dari fase siklus ekonomi dan siklus saham adalah sektor yang growing dan inovatif.
Sektor Teknologi
Karena waktu pandemi kan kita di rumah aja yah jadi otomatis butuh hiburan, misalnya Netflix atau main game. Kita juga sering meeting dan belanja online di e-commerce.
Sektor Konsumsi
Kemudian sektor yang diuntungkan juga sektor konsumsi karena dia tahan resesi atau defensif. Karena pada saat lockdown, kita justru butuh consumer goods seperti mie instan, gula, garam, peralatan mandi, dan lain sebagainya.
Early Recovery
Setelah cukup lama di bawah, fase siklus ekonomi dan siklus saham mulai bergerak naik ke fase early recovery. Karena setelah sampai di puncak full recession, tidak ada jalan lain selain pelan-oelan balik ke titik awal di mana kondisi mulai pulih. Contohnya pemulihan ekonomi pada kuarter awal 2022. Terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga yang meningkat 4,34% dari 3,55% pada periode sebelumnya.
Di fase ini, pertumbuhan ekonomi mulai menguat dan tingkat inflasi masih terkendali. Waktu ekonomi mulai bertumbuh, orang-orang juga coba jalanin usahanya lagi. Pabrik-pabrik mulai beroperasi kembali, mereka butuh pasokan energi dan bahan baku misalnya plastik, logam, gas, batu bara, minyak, dan lain sebagainya.
Berarti sektor komoditas dan energi mulai naik ya di fase ini. Nah supaya semuanya bisa jalan kan kadang perlu uang, para pengusaha juga beberapa mencari pinjaman di bank. Otomatis laba sektor perbankan akan naik dan tercermin dari harga sahamnya.
Full Recovery
Fase siklus ekonomi dan siklus saham yang ke-4 adalah full recovery. Di mana ekonomi bertumbuh sangat pesat. Fase ini terjadi waktu kasus covid mulai mereda di bulan April sampai Juni tahun 2022 ini. Di mana perbatasan antar negara sudah dibuka, bahkan mall dan restoran udah beroperasi 100%.
Nah tingkat inflasi dan suku bunga di sini cenderung tinggi yah, karena daya beli masyarakat mulai normal. Kita mulai berbelanja, foya-foya lagi, beli mobil baru. Itu berarti saham consumer dan otomotif akan lebih diuntungkan. Selain spending, kita juga cenderung cari alternatif investasi yang high return ya. Seperti sektor properti atau buat para pengusaha, ini waktu yang tepat untuk ekspansi karena kondisi ekonomi yang kondusif.
Baca Juga : Ampuh 5 Cara Belajar Crypto Bagi Pemula
Nah ketika ekspansi, itu artinya kita butuh uang yang lebih banyak ya. Biasanya kita akan cari pinjaman di bank dan otomatis sektor perbankan akan diuntungkan dan setelah siklus ini habis, kita akan kembali ke titik awal yaitu “early recession”.
Kapan Waktu Yang Tepat Membeli Saham?
Setelah kita tahu siklus-siklus ekonomi tadi, jadi kapan waktu terbaik untuk jual dan beli saham kak? Tergantung! iya tergantung kita lagi di fase siklus ekonomi dan siklus saham yang mana. Karena balik lagi di setiap siklus akan ada sektor yang bergantian naik dan turun dan siklus ekonomi itu berbeda dengan siklus di pasar saham.
1. Market Bottom
Yang pertama, di pasar saham itu ada siklus yang namanya Market Bottom. Sesuai dengan namanya, market = pasar, bottom = bawah ya. Jadi artinya titik di mana harga pasar saham ada di paling bawah dan akan mulai bergerak naik.
IHSG pernah mencapai titik terendahnya selama 5 tahun terakhir di 20 Maret 2020. Sektor yang diuntungkan adalah perbankan seperti BCA dan BRI. Sektor teknologi seperti Goto dan Emtek dan saham-saham cyclical atau kelompok saham yang harganya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi seperti MNCN, LPPF dan AUTO.
Karena di saat market bottom, harga saham cyclical akan turun sangat drastis dan kemudian terbang tinggi.
2. Bull Market
Kemudian siklus pasar saham yang kedua adalah Bull Market. Bull itu akan artinya banteng yah, kalian tahu kan kalo banteng itu sukanya menyeruduk ke atas. Makanya ini adalah kondisi market di mana harga pasar saham tuh mengalami uptrend atau kenaikan. IHSG sempat mengalami fase Bull Market dari Oktober 2021 sampai April 2022.
Nah sektor yang diuntungkan adalah sektor teknologi, industri dan basic material seperti kertas, besi, semen seperti SMGR dan INKP. Karena waktu ekonomi membaik, industri dan pabrik juga akan mulai beroperasi sehingga mereka butuh bahan baku. Sektor teknologi juga akan perform karena daya beli masyarakat berangsur-angsur pulih.
3. Market Top
Nah kalau tadi ada Market Bottom, berarti siklus yang ketiga ada Market Top. Ini adalah titik di mana harga saham sudah berada dipuncak dan cepat atau lambat akan mengalami koreksi atau down trend. Contohnya di akhir April 2022, IHSG sempat menyentuh titik tertinggi di Rp 7.200an. Sebelum akhirnya turun di Rp 6.500an dalam kurun waktu 2 minggu aja.
Sektor yang diuntungkan masih ada basic material, energy contohnya kaya ELSA dan PGAS dan consumer contohnya seperti Unilever dan ICBP. Konsepnya sama, ekonomi lagi bagus-bagusnya. Jadi kegiatan produksi dan konsumsi juga masih berjalan beiringan.
4. Bear Market
Nah yang keempat ada Bear Market. Kebalikan dengan bull, bear atau beruang ini kalo lagi menyerang yah suka menghujamkan cakarnya ke bawah. Jadi Bear Market tuh menggambarkan kondisi down trend atau turun. Contoh yang pernah terjadi di IHSG waktu awal pandemi di Maret sampai Agustus 2020.
Sektor yang diuntungkan adalah sektor energy, consumer, dan health care. Contohnya kaya Kalbe Farma dan SAME. Karena mau di situasi sejelek apapun, kebutuhan primer akan tetap jalan. Kita masih perlu makan, minum dan berobat kalau lagi sakit
5. Late Bear Market
Nah yang kelima yang terakhir ada siklus Late Bear Market. Siklus ini adalah siklus terakhir di bear market sebelum akhirnya market rally lagi dan saat yang paling tepat buat kita cicil beli. Sektor yang diuntungkan adalah health care, finance, dan utilities. Nah saham-saham yang aku sebutin tadi belum semuanya. Untuk lebih lengkapnya, kita bisa cari saham berdasarkan jenis sektornya di aplikasi Ajaib sekuritas ya.
Solusi Cuan Saat Bear Market
Nah the big question-nya sekarang adalah kalau lagi bull market kan cuannya berlimpah-limpah, sekarang gimana caranya kita juga tetap bisa cuan saat bear market. Sejarah membuktikan waktu ekonomi dan pasar saham turun, ada sektor tertentu yang justru bisa lebih perform dari yang lain.
Ketahui Fase Siklus Ekonomi dan Siklus Saham Saat Ini
Jadi kuncinya kita harus tahu sekarang lagi ada di fase siklus ekonomi dan siklus saham apa? Perlu diingat kalo pasar saham akan selalu jalan lebih dulu daripada siklus ekonomi. Market is a leading indicator yang akan ngasih tahu kita tentang tren ekonomi di masa depan.
Misalnya sebelum ekonomi masuk ke resesi atau early recession. Pasar saham sudah ada di fase bear market dan harganya akan turun lebih dulu. Setelah itu akan dilanjutkan dengan market bottom sebagai penanda akan terjadi full recession Sektor yang akan perform adalah sektor defensif seperti consumer, health care dan sektor utilitas.
Beberapa Saham Naik Meskipun Ekonomi Bobrok
Karena walaupun ekonomi bobrok, atau berapapun income-nya, kita tetap butuh makan, jaga kesehatan dan bill listrik tetap jalan kan. Itulah kenapa sektor-sektor ini bisa stabil ditengah market yang labil. Inget gak waktu pandemi 2020, Indonesia sempat mengalami resesi ekonomi. Akibat PDB-nya minus 2 kuartal berturut-turut. Minus 5,32% di kuartal 2 dan minus 3,5% di kuartal 3. Pemerintah membatasi aktivitas sosial dan menghimbau kita buat di rumah aja. Otomatis kita jadi agak hemat, karena gak bisa kemana-mana dan uangnya ditabung di bank digital.
Makanya saham-saham perbankan atau finance dan teknologi terkerek naik. Nah gak lama kemudian pemerintah ngasih banyak kebijakan dan insentif sebagai stimulus untuk mendongkrak perekonomian. Tapi kadang demand yang timbul tuh gak diiringi dengan supply yang cukup. Akhir rally selanjutnya dipegang oleh sektor komoditas seperti minyak, batu bara dan gas. Harga saham komoditas melambung tinggi. Terutama waktu perang Rusia Ukraina yah, di mana Rusia adalah produsen energi terbesar di Eropa.
Kondisi ini menguntungkan Indonesia karena sebagai salah satu negara eksportir. Jadi kita untung dengan adanya kenaikan harga batu bara dan kelapa sawit ini. Alhasil ekonomi lanjut jalan. Sejak ekonomi mulai jalan, begitu juga dengan daya beli dan spending masyarakat. Biasanya orang akan mulai beli mobil atau invest lagi di properti.
Kondisi Yang Mendukung
Kondisi ini juga didukung dengan insentif dari pemerintah. Berubah relaksasi PPnBM, penurunan PPN properti, suku bunga kredit yang turun dan kelonggaran kebijakan bank sentral. Coba kalian tebak? Harga properti naik dia tidak akan naik sendirian karena properti punya multiplier effect yang banyak banget.
Singkatnya buat kita bisa bangun rumah itu kan butuh banyak banget yah bahan baku. Seperti batu bata, semen, besi, berarti sektor konstruksi dan infrastruktur pun akan ikut naik. Asli sekarang mahal banget guys biaya bangun rumah. Aku bisa relate.
Nah belum selesai sampai situ, karena permintaan properti naik, otomatis akan ada banyak orang yang minjam ke bank atau KPR karena jarang banget dan susah untuk beli rumah pakai cash. Itu berarti, saham perbankan juga akan rally di siklus selanjutnya.
Sekarang Fase Apa?
Nah untuk kamu yang nanya, “kak, sekarang kita lagi ada di fase siklus ekonomi dan siklus saham apa yah?”.
Kalau dilihat dari indikatornya, sekarang kita lagi ada di fase early recovery. Karena ekonomi kita perlahan mulai menguat alias naik 5,4% di kuartal 2 2022 ini. Selain itu, tingkat inflasi kita juga masih ada di taraf aman yah walaupun udah agak naik dan lebih rendah dibandingkan negara-negara G20 yaitu 4,94%. Kegiatan operasional pabrik-pabrik juga mulai beroperasi kembali.
Terbukti dengan naiknya sektor komoditas dan energi yang sempat booming kemarin. Contohnya ada PT BA yang udah naik 40,7% dalam 6 bulan terakhir. Berarti fase selanjutnya adalah full recovery, di mana pasar saham juga akan menyentuh siklus market top.
Untuk itu, sektor yang akan diuntungkan adalah sektor consumer, properti dan perbankan. Karena daya beli masyarakat mulai tinggi lagi, spending mereka juga tinggi dan akan menguntungkan sektor consumer dan properti. Perbankan juga akan diuntungin karena pengusaha bakal minjam ke bank untuk ekspansi usahanya di tengah market yang lagi kondusif
Penutup
Nah itu dia penjelasan singkat tentang siklus ekonomi dan siklus saham. Karena 2 hal itu adalah 2 hal yang berbeda. Overall, siklus yang berbeda akan mempengaruhi strategi dan keputusan investor untuk mencari cuan yang optimal.
Nah kalau kalian gimana? Setelah mengetahui fase siklus ekonomi dan siklus saham, tipe yang punya keyakinan di 1-2 saham dan bakal nabung rutin apapun yang terjadi atau yang bakal jual beli saham sesuai dengan rotasi sektornya? Coba share strategi kalian di kolom comment yah.